Saturday, March 26, 2011

Cinta Yang Sebenar-benar Cinta..(reaLLy miss THE PROPHET S.A.W)..





Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam..
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya..
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk..
"Maafkanlah..ayahku sedang demam"
Kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanay kepada Fatimah..
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu Rasulullah menatap puerinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan mengapa jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggillah jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia untuk menyambut ruh kekasih ALLAH dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan ALLAH?"
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga telah terbuka lebar menanti kedatanganmu" kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh dengan kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khuatir, wahai Rasul ALLAH, aku pernah mendengar ALLAH berfirman kepadaku:
"Kuharamkan syurga bagi siapa sahaja kecuali umat Mhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." perlahan Rasulullah mengadu. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan jibril memalingkan muka..
"Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya Rasulullah pada Jibril.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih ALLAH direnggut ajal," kata Jibril.
Sebentar kemudian, terdengar Rasulullah mengadu, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya ALLAH, dahsyatnya maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya. "Uu shikum bis solaati, wa ma malakat aimaanukum"("Peliharalah solat dan peliharalah orang-orang yang lemah diantaramu.")
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii, ummati, ummatiii?"("Umatku, umatku, umatku?")
Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?..

ALLAHUMMA SOLLI A'LA SAIYIDINA MUHAMMAD WA BARIK WA SALLIM A'LAIHI..

betapa cintanya Rasulullah S.A.W kepada kita???..semoga kita sama-sama mendapat hidayah dan petunjuk daripada ALLAH  S.W.T..

No comments:

Post a Comment